Minggu, 15 Mei 2011

Kujang Dina berbagai Naskah


Menurut Anis Djatisunda yang mengambil tinjauan tentang Kujang dari Pantun Bogor, bentuk kujang yang digunakan pada masa kejayaan Kerajaan Pajajaran terdiri dari: Kujang Ciung, yang bentuknya menyerupai burung Ciung; Kujang Jago atau Kujang Hayam, bentuk menyerupai ayam jago; Kujang Kuntul, bentuknya menyerupai burung kuntul; Kujang Bangkong, seperti bangkong (kodok); Kujang Naga, bentuknya seperti naga; Kujang Badak, menyerupai badak; Kujang Pamangkas, alat pertanian dan Kujang Kudi, untuk perempuan. Sementara menurut jenisnya, kujang memiliki fungsi sebagai Kujang Pusaka, sebagai lambang keagungan yang sacral dan berkekuatan gaib; Kujang Pakarang, untuk berperang ketika diserang musuh; Kujang Pangarak, bertangkai panjang sebagai alat upacara-upacara tertentu serta Kujang Pamangkas, sebagai alat perladangan.



NAMA-NAMA BAGIAN KUJANG

Wujud sebilah Kujang memiliki bagian-bagian yang masing-masing memiliki nama, sekalipun tidak seluruh bentuk kujang memiliki bagian sama lengkapnya. Kujang yang memiliki bagian secara lengkap biasanya yang dimiliki oleh para raja, bangsawan serta pejabat tinggi kerajaan. Bagian-bagian tersebut ialah: papatuk atau congo, adalah bagian ujung kujang yang runcing untuk mencungkil; eluk (siih), lekukan-lekukan atau gerigi pada bagian punggung kujang sebelah atas, untuk mencabik-cabik isi perut musuh; waruga, nama bilahan atau tubuh kujang. Bagian lainnya adalah: mata, lubang-lubang kecil yang terdapat pada bilahan kujang. Pada awalnya tertutupi logam (bisanya emas atau perak), tetapi dari kebanyakan yang ditemukan hanya tersisa berupa lubang-lubang. Gunanya sebagai lambang tahap si pemakai. Paling banyak berjumlah 9 mata dan paling sdikit 1 mata. Ada juga sama sekali tanpa mata, yang kemudian disebut "Kujang Buta". Bagian lainnya pamor, yaitu garis-garis atau bintik-bintik pada badan kujang yang disebut sulakar atau tutul, biasanya mengandung racun. Selain untuk memperindah bilah kujang, juga untuk mematikan musuh secara cepat. Bagian tonggong kujang adalah sisi yang tajam di bagian punggung, biasanya untuk mengerat atau mengiris. Beuteung adalah sisi yang tajam di bagian perut, gunanya sama dengan bagian punggung. Tadah adalah lengkung kecil pada bagian bawah perut kujang, gunanya untuk menangkis dan memelintir senjata musuh agar terpental dari genggaman. Paksi adalah bagian ekor kujang yang lancip untuk dimasukkan kedalam lubang pegangan. Combong, lubang pada kujang untuk mewadahi paksi. Selut, ring pada ujung atas pegangan, gunanya untuk memperkokoh cengkeraman. Ganja atau landean, nama khas pegangan gagang dan Kopak atau kowak adalah nama khas sarung atau sarangka.

Diantara bagian kujang tadi ada yang memiliki lambang "Kemandalaan", yaitu kujang bermata sembilan. Jumlah ini disesuaikan dengan banyaknya tahap mandala Agama Sunda Pajajaran yang juga berjumlah sembilan. Yaitu (urutan dari bawah): mandala kasungka, parmana, karna, rasa, seba, suda, jati, samar dan agung.